Kebetulan
Reza sudah sampai di arena, dengan motor kesayangannya tentu saja. Langsung ia memarkirkan motor nya ditempat seharusnya. Menunggu gilirannya akan maju dan memenangkan pertandingan.
Ia menghampiri seseorang disana, ia kenal betul siapa pria itu. Pria itu terduduk disalah satu dengan satu tangan yang tak pernah lepas dari rokok mallboro merahnya.
“Eh? Dateng juga? Kirain bakal temenin pacar lo di apart.” Sarkasnya dengan mulut yang mengeluarkan asap.
Reza hanya menatapnya malas juga meraih rokok yang ada dikantung temannya ini. Tak lup menyalakannya dan langsung ia hisap.
“Udah siap kan, Bro? Lawan lo lumayan juga nih.” Tanya temannya meremehkan.
“Gue mana pernah kalah sih, Bro? Ketua 4th aja udah gue kalahin kan?” Yang biasa berada di dunia malam seperti Reza dan teman-temannya, 4th pasti sudah tidak asing lagi ditelinga mereka. 4th Adalah salah satu kelompok yang dihormati di arena, dan belum pernah dikalah kan sebelumnya. Reza adalah orang pertama yang mengalahkan beliau.
Sang teman yang bertanya tadi tersenyum bangga dan menepuk-nepuk pundak Reza sok akrab.
“Giliran lo maju masih lama, gue mau ngobrol bentar sama lo.”
Reza mengikuti langkah pria didepannya. Sampailah pria itu berhenti saat benar-benar jauh dari kerumunan tadi.
“Kenapa harus jauh banget? Kan disana aja bisa.” Tanya Reza to the point
Pria dengan tinggi 183cm itu berbalik dan melipat tangannya didepan dada. “Lo jangan sampe lupa sama apa janji lo. Gue udah berusaha ngorek informasi tentang anak 4th dari adeknya. Bukan berarti lo bisa santai-santai angkat kaki.” Tekan pria itu sambil mendorong pundak Reza dengan satu jari.
“Siapa yang santai-santai sih? Lo pikir gue lari kesana-sini itu santai? Jadi penjilat didepan semua orang, lo pikir itu santai?”
“Lo tau gak kalo adeknya hampir tau tentang gue? Bisa ancur semua rencana kita kalau Regan inget sama kita. Baik lo, ataupun gue dan semua anak aegar bisa masuk penjara. Lo inget?”
Wajah kaget Reza tak lagi dapat ia tahan.
Pria itu bernama Januar. Benar, Reza dan Januar berada dalam satu komplotan.
“How? Gimana dia bisa tau?”
“Regan itu anak 4th, mungkin aja temen-temennya ngingetin Regan pelan pelan jadi dia inget. Gue juga gak tau.” Ucap Januar frustasi.
Kini keduanya diam, sama-sama mencari solusi agar bisa keluar dari masalah yang menurut mereka cukup berisiko.
“Pacar gue deket sama Qiya, apa gue suruh buat deketin Qiya aja?”
“Jangan goblok.”
“Lo punya cara lain emangnya? Ngga ada kan?”
”...”
“Fix, Lo sama Alfie bakal deket sama Qiya dan korek semua informasi tentang rencana dia. Jangan sampe dia curiga.”
Sorry, but this is how life begins.