![] (https://i.imgur.com/BuZ8UQq.jpg)

“Lepasin aja, ya?”

Dihempaskannya asap rokok yang ia tahan didalam mulut nya. Seraya menunggu kembarannya yang sedari mengatakan bahwa akan ikut untuk merokok bersama nya.

Suatu hal yang biasa di keluarga mereka, karena sesama pria dan sudah dewasa. Tau batasan masing-masing dan terlalu sibuk untuk mengurusi hidup orang.

Baik disadari atau tidak, itu pasti akan terjadi.

Yang ditunggu pun datang dengan dua gelas kopi ditangannya. Ia duduk dan menaruh kopi tersebut diatas meja, kemudian meraih bungkus rokok kembarannya dan menyalakannya.

“Lo kenapa sih?” Tanya Xora dengan asap yang keluar dari mulutnya

“Gue laper.” Jawabnya acuh.

Xora hanya memutar matanya tak peduli, berusaha menghargai lawan bicara nya. Mungkin ia memang tidak mau bercerita, ia hanya bisa menerima saja.

Keduanya hanya diam untuk sesaat, dinikmatinya hembusan angin malam yang menerpa wajah. Bintang-bintang yang bertaburan menghiasi indahnya gelap. Hanya diam tanpa rasa canggung, hanya ada suara deru napas panjang.

Akhirnya Xora membuka topik pembicaraan, “Gimana? Lo sama cewek lo?”

Setau Xora, Heksa memang memiliki seorang kekasih sejak beberapa tahun belakangan ini. Namun memang sejak sekitar 2 bulan ini hubungan mereka diambang kehancuran.

Disebabkan karena pindah nya Heksa ke Kanada. Sang kekasih tak mampu menjalani hubungan jarak jauh, namun Heksa terlalu jatuh cinta pada wanita itu hingga menahan kuat-kuat wanitanya.

Xora adalah satu-satunya orang yang mengetahui tentang maju dan mundur nya hubungan Heksa. Karena kekasih Heksa adalah teman dekat dari Xora, jadi dapat dibilang ia mengetahuinya dengan baik.

“Masih berantem?” Tebak Xora, Heksa hanya diam dan menundukan kepalanya

“Apa gue lepasin aja ya, Ra?”

Xora menatap dalam-dalam tatapan yang diberikan oleh Heksa. Tatapan sedih, kecewa, marah, juga tak rela terpampang jelas disana. Air matanya tak bisa berbohong.

Tanpa sadar, ia menaruh tangannya dipundak Heksa dan mengusapnya perlahan. Kemudian berkata, “Pikirin pelan-pelan. Santai aja, gue yakin Chika bakal nunggu lo.”

“No... Dia gak bakal nunggu gue.” Sanggah Heksa dengan suara bergetar.

Hal terjarang yang pernah dunia lihat adalah sisi lemah dari manusia langka ini. Hanya Xora lah satu-satunya manusia kepercayaan nya.

“Dia selingkuh?” Jawab Xora dengan santai sembari membuka bungkus rokoknya yang kedua kalinya.

Hembusan napas keras terdengar dari mulut Heksa. Berusaha membuang semua pikiran berantakan nya melalui hembusan napas tersebut.

“Yaudah lah, cari aja yang baru. Disini bule semua, lumayan buat perbaiki keturunan lo.

Tapi gak nutup kemudian kalo lo malah merusak keturunan dia. “ Canda Xora yang dihadiahi pukulan keras dilengannya oleh Heksa.

“Bangsat, lo!” Makinya sambil terkekeh pelan .

“Udah lah Heksaa~ lo jarang cinta-cintaan tapi sekalinya cinta kaya orang mau mati besok kalo gak ada itu orang. Hidup itu berjalan bukan buat itu, Sa. Moving on~ gue tau sih bakal berat banget. Tapi inget aja, akan ada selalu hari pertama. Jadi anggap besok, adalah hari pertama lo.”

“Lo yakin gue bisa?”

“Kenapa gak bisa?”

“Gue cinta banget sama Chika, Ra.”

“Chika aja gak cinta sama lo.”