Maaf.

CEKLEK!

Suara pintu yang terbuka tidak membuat Alfie teralihkan. Masih sibuk mengaduk makanan diatas kompor.

Reza dengan cepat menghampiri Alfie, tangan kanan nya bertumpu dimeja makan dan tangan kirinya membuka buff yang menutup mulutnya.

“Gue bawain martabak telor, telor nya 3 sesuai kesukaan lo. Jangan lupa dimakan.”

“Aku masak.”

“Terus ini martabak nya gimana? Dibuang?”

“Iya buang aja sana, Aku juga gak minta kan?”

Reza mengacak rambutnya frustasi, “Lo kenapa sih, Fie?! Gue salah apa lagi?” Ucap Reza.

Alfie tidak menjawab pertanyaan itu, ia tetap fokus memasak dan mulai menaruhnya diatas piring untuk disajikan. Ia memang memiliki bakat masak sepertinya, aromanya begitu menggoda.

“Jawab gue.”

Sang kekasih mengangkat pandangannya menatap mata Reza. Sedikit mendongak karena perbandingan tinggi badan yang cukup jauh. Alfie selalu terlihat kecil setiap berada disebelah Reza.

“Aku laper, mending kamu diem.”

Alfie melangkahkan kaki nya dan berjalan menuju ruang TV. Tempat biasanya Alfie dan Reza menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama.

Ia duduk didepan TV yang menayangkan film kesukaannya, juga memulai menyuap makanannya.

“Makanan gue mana?”

“Bikin sendiri.”

“Yang..”

Mendengar itu sontak Alfie menoleh horor menatap Reza yang masih berdiri dengan jaket bomber kesayangannya.

“Kamu mending mandi dulu sana, kamu bau knalpot.”

“Nanti jelasin ya lo kenapa?”

“Apa sih, Yang? Aku gak kenapa-napa.”


Dengan handuk yang melingkar dipinggang, dan rambutnya yang menyatu sebab basah. Reza keluar dan menghampiri Alfie yang sudah berada dikamar.

“Kok disini? Makanan gue mana?”

“Dibawah, makan sendiri. Aku ngantuk.”

“Kalo lo gak ngomong, sampe gue berak emas juga gue gak paham mau lo apaan.”

“AKU JUGA GAK NGERTI SAMA DIRI AKU!”

Baru Reza kali ini yang terdiam. Berdiri didepan pintu kamar mandi dengan handuk yang belum berubah tempat.

Ditatapnya Alfie yang menahan tangis dengan begitu menggemaskannya, bibirnya yang mengerucut gemas juga pipi nya yang memerah setiap Reza tatap.

“Aku gak normal kalau aku bilang aku cemburu sama motor!”

“Aku tuh cemburu kalau kamu pentingin balapan dibanding makan masakan aku!” Lanjutnya.

“Lo aneh.” Reza mendekati lemari bajunya sambil geleng kepala keheranan.

“Tuh kan..” Tangis Alfie mulai menggelegar. Ia menunduk sambil menutup wajah nya dengan siku kanannya.

“Gue tuh balapan buat lo juga, biar lo bisa selamat dari kejaran polisi disana! Buat nyambung hidup juga, jadi gak ada fungsi nya lo cemburu sama motor.”

“Kalau gitu kamu gausah nanya tadi..”

“Ya masih masuk akal misalkan lo cemburu sama cewek yang deket sama gue. Tapi ini? Masa sama motor? Gak habis pikir.”

Reza bangun lalu berbalik, menghadap Alfie yang menahan isakannya.

“Udah gak bau knalpot, sini peluk. Kalo kangen, gausah ngajak berantem.”

“Gak.”

“Yaudah.”

“Bercanda, Yang.. Mau peluk..”

Thank u for being a part of me.